Kalau kamu punya mesin waktu, ke masa apa kamu akan pergi?
Masa depan? Ya, mungkin itu yang akan dijawab oleh sebagian besar orang.
Siapa sih yang tak ingin tahu bagaimana dan seperti apa nasibnya kelak di masa depan?
Tapi kalau aku, tanpa pikir panjang lagi aku akan menjawab ‘masa kecilku’, karena bagiku masa kecil lebih menyenangkan untuk kembali terulang. Terutama bertemu kembali dengan orang-orang tercinta yang kini sudah tak bisa aku temui lagi adalah hal yang amat aku rindukan.
Seandainya masa kecilku bisa kembali terulang, entah barang 1 atau 2 hari atau bahkan dalam hitungan jam atau menit, bisa bertemu dengan Bapak, Embah (Oh God, I’m missing’em so much) atau sekedar mengucapkan terima kasih atau maaf.. melakukan kembali segala hal yang menyenangkan saat aku masih kecil seperti bermain pistol air di dalam bak mandi sampai bikin rumah banjir, bisa merengek minta gendong kalau capek jalan kaki, mecahin akuarium trus cukup pasang muka ‘mewek’ untuk meloloskan diri dari rasa bersalah, atau kalau ketiduran di depan televisi pasti ada aja yang ‘ngangkat’ ke kamar (coba sekarang, pasti dibangunin sambil ditendang-tendang, hehe).
Kerinduan itu selalu saja datang saat diri ini jenuh dengan ‘beban’ masa dewasa. Namun bukan berarti tak mau jadi dewasa, karena banyak hal dari masa kecil kita yang mungkin tak kita sadari merupakan suatu hal yang membentuk ‘kita’ sekarang.
I wanna go to the past to face my today’s life..
…
And I’ll forget the world that I knew
But I swear I won’t forget you
Oh, if my voice could reach
Back through the past
I’d whisper in your ear
(Vanilla Twilight – Owl City)
Jumat, 1 Desember 2011, 0:43 am, gerimis dan ditemani alunan ‘Vanilla Twilight’ nya Owl City..